Artikel ini adalah kata-kata Deddy Corbuzier yang berbicara tentang sistem pendidikan sekolah di Indonesia yang memang harus di perbaiki dan di rubah menjadi lebih baik lagi.
Berikut adalah pembicaraannya, kira-kira seperti ini :
Pertama, sekolah 
itu PENTING. Tapi banyak hal yang salah di dalam sekolah, terutama di 
Indonesia. Anda tahu, banyak anak yang tidak baik di sekolahnya tapi 
besarnya bisa sukses. Sedangkan anak-anak yang sukses di sekolah 
(bukannya tidak sukses), mereka bekerja sebagai pegawai biasa. Mengapa? 
Karena masa depan tidak ditentukan oleh sekolah.
Kalau anda lihat, apa sih yang ingin dibentuk oleh sekolah? Menurut saya
 (Deddy Corbuzier) hanya satu, sekolah ingin membentuk anak didiknya 
menjadi guru. Ya, guru matematika ingin anak didiknya menjadi guru 
matematika dan guru sejarah ingin anak didiknya menjadi guru sejarah. 
Begitu juga dengan guru-guru lainnya. Misal kita ambil satu guru, guru 
matematika jika kita tes geografi maka dia tidak akan bisa mendapatkan 
nilai yang baik. Lalu mengapa jika guru-guru tersebut tidak bisa 
melakukan hal-hal yang lain dengan baik sedangkan semua murid dipaksa 
mendapakan semua nilainya baik? Jika gurunya saja hanya menguasai satu 
mata pelajaran mengapa murid harus mengetahui semua mata pelajaran? 
Untuk dasar katanya. Toh guru tersebut juga sadar, saat dia 
dewasa dia tidak menggunakan semua mata pelajaran yang diberikan waktu 
kecil. Karena pada dasarnya tidak ada manusia yang sempurna dalam segala
 hal, begitu juga dengan murid-murid. Murid-murid tidak akan bisa 
menguasai semua hal dengan baik. Dan banyak pelajaran-pelajaran yang 
diberikan tidak digunakan ketika dewasa.
Sekarang apanya yang mesti dirubah, sekolahnya atau sistemnya? Mengapa 
tidak sejak kecil ketika anak masuk SD kita lihat dulu berapa lama lalu 
kita bagi kelasnya? Kalau memang anak ini suka matematika, berika dia 
pelajaran matematika lebih banyak. Seperti orang kuliah tapi sejak 
kecil. Jadi sejak kecil anak ini dijuruskan ke pelajaran yang dia suka. 
Bukan dijejalkan dengan semua pelajaran yang dia suka atau tidak suka 
harus bisa, harus hafal.
Ada anak yang pintar, bisa menghafal semua tapi ketika dewasa pikirannya
 telah terkotaki, kreatifitasnya telah buntu, otak kanannya tidak akan 
jalan karena yang dipakai otak kirinya untuk menghafal, menghafal, 
menghafal.. Akhirnya bukan pintar, bukan cerdik tapi jago menghafal. Dan
 biasanya anak seperti itu pelajaran olah raga atau seninya tidak baik, 
karena otak kanannya tidak dipakai.
Untuk merubahnya butuh tahunan, tapi saya harap suatu saat bisa. Kalau 
orang tua mendukung apa yang anak suka dalam mata pelajaran, mungkin 
akan menjadi anak yang berhasil kedepannya. Misal pelajaran matematika 
jelek lalu pelajaran seni bagus, lalu mengapa yang dileskan pelajaran 
matematika? Mengapa tidak dileskan apa yang memang anak itu suka? Jika 
matematika jelek, biarkan jelek. Pelajaran yang disukai dibantu orang 
tua supaya lebih bagus. Memang ada pelajaran tertentu yang jika kurang 
akan menyebabkan anak tidak naik kelas. Kalau yang seperti itu dibantu secukupnya, tidak
 perlu sembilan atau sepuluh. Anda rangking satu di kelas tidak akan 
menjamin anda sukses ketika dewasa. Sama sekali tidak berhubungan.
Kuncinya adalah orang tua, orang tua harus mendukung apa yang anak suka.
 Kalau ada pelajarang yang jelek dan baik, dukung pelajaran yang 
nilainya baik. Jangan paksa anak untuk mempelajari yang nilainya jelek 
menjadi nilainya sembilan atau sepuluh. Tidak perlu takut untuk mendapat
 nilai jelek, tidak perlu takut untuk tidak naik kelas. Tidak naik kelas
 bukan berarti masa depan anda hancur. Saya harap orang-orang tua di 
Indonesia mendukung anak-anaknya, tidak memarahi anak-anaknya ketika ada
 nilai yang jelek.
Sekali lagi, masa depan anak tidak tergantung dari pintar tidaknya 
ketika di sekolah. Masa depan anak tidak tergantung dari naik atau tidak
 naik kelas. Masa depan anda juga tidak tergantung dari rapor. Tapi masa
 depan anda sebenarnya tergantung dari cara anda bersosialisasi, 
menambah pengetahuan setiap hari yang bisa didapat dari mana-mana; dari 
internet, dari buku, dari cerita , dari pengalaman orang lain yang anda suka.
 Karena masa depan bukan tergantung dari nilai sekolah anda, tapi masa 
depan ada di tangan anda. Jangan takut mendapatkan nilai merah, karena 
kadang merah artinya sukses untuk masa depan.
~ Dedi Corbuzier

Tidak ada komentar:
Posting Komentar